Bahkan, menurut amatan kami, sisipan fa’lam annahû memiliki 2 keutamaan lain. Pertama, dzikir itu harus diiringi dgn pemahaman dan pengetahuan ( al-‘ilm ). Dalam beberapa ceramah, para kiai kita juga seringkali mengingatkan jamaah buat menjiwai “ Lâ ilâha illâllâh ”. Penjiawaan itu tentu hadir bila kita “ ngelmuni ” apa yg
Latin: "Ash-bahnaa wa ash-bahal mulku lillah walhamdulillah, laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai-in qodir. Robbi as-aluka khoiro maa fii hadzal yaum wa khoiro maa ba'dahu, wa a'udzu bika min syarri maa fii hadzal yaum wa syarri maa ba'dahu. Robbi a'udzu bika minal kasali wa su-il kibar.
Seorang ulama besar yang juga Mufti Jakarta, Al Habib Utsman bin Yahya mengatakan: “'Laa ilaaha illallah. Al-malikul haqqul mubin. Muhammadur Rasulullah Ash-shadiqul Wa‘dil Amin' adalah kalimat yang tertera di pintu Ka‘bah. Siapa yang membacanya, maka akan mendapat pahala yang agung di sisi Allah,”.
Adapun penjabaran cara menulis lailaha illallah al malikul haqqul mubin muhammadurrosulullah shodiqul wa'dil amin adalah sebagai berikut : لاَ إِلَهَ : Laa beramal menashabkan isim dan merafa'kan khobar. Isimnya La berupa lafadz إِلَهَ hukumnya adalah mabni fathah. إِلاَّ الله : Mustatsna bi illa jatuh setelah kalam tam
LAA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKA LAH LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYAI’IN QODIR. La haula wala quwwata illa billahil 'aliyil 'adzim. Afddholu dzikri fa'lam annahu laailaha illallah. (Dibaca 300 kali setelah shubuh, 100 kali setelah isya, 50 kali bakda dhuhur, 50 kali bakda ashar, dan 100 kali setelah maghrib)
La ilaha illallah (tiada tuhan kecuali Allah) bersifat umum dan sekaligus tauhidnya kaum awam, sedangkan la illaha illa huwa (tak ada dia kecuali Dia) bersifat khusus, juga sekaligus tauhidnya kaum khusus, karena lebih meliputi, lebih benar, lebih tepat, serta lebih dekat kepada “ketunggalan dan keesaan murnih” (Ghazali, 1993: 47-48).
The general meaning of the testification ‘no one is God except Allah’ (ashhadu alla ilaha illallah) is: “I declare with my tongue, and believe in my heart, that the One truly deserving of being worshipped is Allah only”. In other words, the meaning of the testification of faith is that no one deserves extreme humility except Allah.
Faedah Istiqamah Berdzikir La Ilaha illallah Muhammad Rasulullah. Dzikir Lâ Ilâha illalLâh Muhammad RasûluLlâh sering kita dengar lantunannya. Dzikir ini terdiri dari 2 pernyataan. Yang pertama adalah mengesakan Allah, yakni tiada yang memiliki sifat ulûhiyah atau ketuhanan kecuali Allah, dan yang kedua adalah penegasan bahwa Nabi
2I3R.